Assalamu'alaikum Wr.Wb
Selamat pagi/siang/sore/malam...
Bagaimana kabar ananda sekalian? mudah-mudahan sehat selalu dan berada dalam perlindungan-Nya.
Pertemuan kali ini kita lanjutkan lagi membahas tentang sejarah pra-aksara. Oia, bapak juga ingin menyampaikan bahwasannya tgl 8 juni ini kita ulangan kenaikan kelas secara online. Khusus mapel IPS materi ujiannya dimulai dari pelajaran semester 2 (ekonomi dan sejarah), yang semester 1 tidak masuk. Oleh karena itu bapak berharap ananda sekalian membaca dan mempelajari terkhusus untuk materi sejarah ini. Untuk soal sejarahnya materi dimulai dari perkembangan masa pra aksara, perkembangan Hindu-Buddha, dan perkembangan Islam di Indonesia.
Mari kita lanjutkan materi berikutnya...
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini disebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
Selamat pagi/siang/sore/malam...
Bagaimana kabar ananda sekalian? mudah-mudahan sehat selalu dan berada dalam perlindungan-Nya.
Pertemuan kali ini kita lanjutkan lagi membahas tentang sejarah pra-aksara. Oia, bapak juga ingin menyampaikan bahwasannya tgl 8 juni ini kita ulangan kenaikan kelas secara online. Khusus mapel IPS materi ujiannya dimulai dari pelajaran semester 2 (ekonomi dan sejarah), yang semester 1 tidak masuk. Oleh karena itu bapak berharap ananda sekalian membaca dan mempelajari terkhusus untuk materi sejarah ini. Untuk soal sejarahnya materi dimulai dari perkembangan masa pra aksara, perkembangan Hindu-Buddha, dan perkembangan Islam di Indonesia.
Mari kita lanjutkan materi berikutnya...
Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.
Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampau telah tinggal di beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Didaerah tersebut banyak di temukan fosil manusia purba. Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus, Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).
- Meganthropus paleojavanicus. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai manusia purba yang paling tua diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr.G.H.R. Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo, dekat Surakarta. Adapun ciri dari meganthropus paleojavanicus berbadan besar dengan rahang besar, kening menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo = purba/tua, javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum masehi dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis Homo Hobilis.
- Pithacanthropus erectus. Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba ini memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi badan antara 165-180 cm. Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambung macan, dan Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.
- Homo. Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain.
- Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, oleh Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensis yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
- Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensis yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
- Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba. Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.
Periode masa Pra Aksara Berdasarkan Hasil Budaya
1. Zaman Batu (lithikum)
a. Zaman Batu Tua (Paleolithicum), ciri-cirinya:
- Peralatannya terbuat dari batu yang masih kasar
- Alat yang digunakan terbuat dari tulang dan alat serpih
- Manusianya Pithecanthropus Erectus masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah)
- Hidup dengan berburu dan meramu.
- Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Pacitan = menurut Von Koenigswald pada th. 1935 menemukan alat-alat
batu berupa kapak genggam. Alat Pacitan disebut dengan chopper (alat penetak)
Ngandong = alat yang terbuat dari tulang atau tanduk binatang
b. Zaman Batu Madya/Pertengahan (Mesolithicum)
- Peralatan dibuat dari batu yang mulai dihaluskan
- Alatnya berupa kapak Sumatera
- Bertempat tinggal di gua semi nomaden
- Sudah mengenal seni yaitu: ditemukannya lukisan hewan dan cap tangan berwarna merah
- Sudah mengenal kepercayaan
- Hasil budaya berupa Kjokkenmodinger (tumpukan kerang) dan Abrissous roche (gua tempat tinggal)
c. Zaman Batu Muda/Baru (Neolithicum)
- Peralatan dibuat dari batu yang sudah di haluskan
- Alat yang digunakan kapak lonjong dan persegi
- Manusianya jenis Homo dan hidup sudah menetap dan berkelompok
- Mengenal bercocok tanam, bersawah, dan berladang.
- Menganut kepercayaan animisme dan dinamisme
- Hasil budaya berupa kapak lonjong dan persegi.
d. Zaman Batu Besar (Megalithicum)
- Batu yang digunakan berukuran besar
- Peninggalannya berdasarkan kepercayaan:yaitu: Menhir, Dolmen, Waruga, Sarkofagus, Punden Berundak, Arca
2. Zaman Logam
a. Zaman Perunggu
Teknik pembuatan barang-barang dari perunggu ada 2 yaitu:
Teknik a cire perdue = teknik cetak hilang
Teknik bivalve = teknik cetak ulang
Adapun barang peninggalannya yaitu: Nekara, Moko, Kapak corong, Arca.
b. Zaman Besi
Peninggalannya berupa: Mata panah dan Mata tombak
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba melakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem kepercayaan yang dianut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme dan totemisme
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini disebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).